Keadaan sosiopolitik di Amerika Syarikat abad ke-20

Menurut sejarawan Barry Adam, setelah pergolakan sosial Perang Dunia Kedua, banyak orang di Amerika Syarikat merasakan keinginan kuat untuk "memulihkan ketertiban sosial sebelum perang dan menahan kekuatan perubahan".[2] Didorong oleh program nasional antikomunisme, Senator Joseph McCarthy melakukan dengar pendapat mencari komunis di dalam pemerintahan Amerika Syarikat, Angkatan Darat Amerika Syarikat, serta lembaga serta dinas lainnya yang didanai pemerintah, hingga menyebabkan paranoia nasional. Anarkis, komunis, dan kalangan lain yang tidak berjiwa Amerika dan subversif dianggap sebagai risiko keamanan. Pada tahun 1950, homoseksual dimasukkan ke dalam daftar ini oleh Departemen Luar Negeri Amerika Syarikat berdasarkan teori bahwa mereka rentan terhadap pemerasan. Wakil menteri luar negeri James E. Webb menulis dalam sebuah laporan, "Mereka yang terlibat secara terus terang dalam tindakan menyimpang umumnya dipercaya memiliki stabilitas emosional yang kurang dibandingkan orang normal."[3] Antara tahun 1947 dan 1950, sebanyal 1,700 permohonan pekerjaan federal ditolak, 4m380 orang diberhentikan dari militer, dan 420 orang dipecat dari pekerjaan pemerintah kerana dicurigai berkecenderungan terhadap sama jenis.[4]

Sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an, Biro Penyiasatan Persekutuan (FBI) dan departemen polis menyusun daftar orang-orang yang diketahui sebagai homoseksual, tempat-tempat yang disukai, dan kawan-kawan mereka. Dinas Pos Amerika Syarikat menyimpan alamat-alamat tempat tujuan benda-benda yang berkaitan dengan homoseksual dikirimkan.[5] Pemerintah setempat dan pemerintah negara bagian juga ikut-ikutan: bar-bar yang melayani homoseksual ditutup, dan pelanggan mereka ditangkap dan nama mereka dibeberkan di surat kabar. Kota-kota melakukan "sapu bersih" untuk membersihkan lingkungan, taman, bar, dan pantai dari para gay. Mereka dilarang memakai pakaian lawan jenis, dan universitas mengusir dosen yang diduga homoseksual.[6] Ribuan pria dan wanita gay dipermalukan di depan publik, dilecehkan secara fisik, dipecat, dipenjara, atau dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Banyak di antara gay menjalani kehidupan ganda, menjaga rahasia kehidupan pribadi mereka dari kehidupan profesional mereka.

Pada 1952, American Psychiatric Association memasukkan homoseksualitas dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) sebagai gangguan kepribadian sosiopat. Keputusan hasil penyelidikan memgenai kecenderungan homoseksual dalam skala besar dilakukan pada tahun 1962 dipakai untuk pembenaran untuk memasukkannya sebagai gangguan akibat ketakutan patologis terselubung terhadap lawan jenis yang disebabkan oleh hubungan traumatis orang tua-anak. Pandangan ini berpengaruh secara luas di kalangan profesi medis.[7] Namun pada tahun 1956, psikolog Evelyn Hooker melakukan sebuah penelitian yang membandingkan kebahagiaan dan kemampuan menyesuaikan diri antara pria yang mengaku homoseksual dan pria heteroseksual. Ia tidak menemukan adanya perbedaan.[8] Penelitian Evelyn Hooker mencengangkan kalangan kedoktoran dan membuatnya sebagai pahlawan di kalangan pria gay dan lesbian,[9] tetapi homoseksual tetap masuk dalam DSM hingga tahun 1973.